Mengasah Naluri Ibu

Liburan Semester satu sebentar lagi usai. Tiga hari tiga malam saya membersamai keponakan saya. Hari pertama keponakan "dititipkan" kepada saya dalam kondisi demam. Melihat ia demam saya kok rasanya gimanaaa gitu, campur antara sedih, tidak tega, khawatir menjadi satu. Saya benar-benar begadang untuk memastikan ia baik-baik saja.Beberapa daftar makanan yang tidak boleh dikonsumsi mereka seperti coklat, mie instan, es cream dll.

Tiga hari berlalu begitu cepat. Malam terakhir bersamaku pada liburan kali ini, saya menasihatinya supaya sholih, nurut sama bapak ibu, bicara yang santun, kasihan ibunya sampai kurus ngurus mereka.

Tiga hari, banyak yang kudapatkan. Memasak untuk mereka, mencuci bajunya, mendesain acara liburan dll. Sungguh melelahkan, tapi itulah penempaan diri.

Satu hal yang sangat menggelikan adalah ketika keponakan saya lihat film spongebob dan patrick edisi wajah membeku. Mereka kalau tertawa seperti spongebob dan patrick, sampai saya tutup telinga karena terlalu lama tertawanya  walau pada akhirnya saya terhipnotis ikut nonton.

Jam 14.00 tadi keponakan sudah dijemput ayahnya. Satu hal yang membuat saya bersedih adalah dia belum pamitan, sungguh, saya hanya ingin menjabat tangannya dan mengusap kepalanya (huhuhuhu....airmata saya sudah menderas).

Mungkin inikah yang dinamakan sifat keibuan? Entahlah, yang jelas saat ini saya sangat merindukannya. Bersama lagi dengannya.

Buat para keponakanku, terimakasih atas segala kesempatan ini: kesempatan untuk belajar, belajar menjadi ibu yang baik. Dan hari ini, aku semakin merasa menjadi seorang wanita, sewanita-wanitanya.

Jogja,
penghujung 2014

0 Response to "Mengasah Naluri Ibu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel